PENGAMATAN
KERJA ENZIM KATALASE
Laporan ini
disusun untuk memenuhi Tugas Biologi
Bab Metabolisme
SK. Memahami
pentingnya proses metabolisme pada organisme
Disusun oleh :
Muhammad Irfan
Noor Alif
XII IPA 2 / 18
7091
SMA NEGERI 2
PURWOREJO
2011 / 2012
PENGAMATAN
KERJA ENZIM KATALASE
A. Landasan
Teori.
Metabolisme.
Metabolisme (Yunani, metabole = perubahan) adalah seluruh
proses kimia yang berlangsung di dalam tubuh organisme / makhluk hidup. Dalam
suatu reaksi kimia terjadi perubahan struktur molekul dari satu zat atau lebih
disertai dengan pelepasan atau penyerapan energi. Secara keseluruhan,
metabolisme berkaitan dengan pengelolaan / pengaturan sumber daya materi dan
energi di dalam sel.
Metabolisme terdiri atas dua proses,
yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
merupakan penyusunan zat kompleks dari zat yang lebih sederhana dan memerlukan
energi. Salah satu contoh anabolisme adalah sintesis protein dari asam amino.
Sebaliknya, katabolisme merupakan
pemecahan zat kompleks menjadi zat yang lebih sederhana disertai dengan proses
pelepasan energi. Proses utama dari katabolisme adalah respirasi seluler. Pada
proses respirasi seluler, glukosa dan bahan organik lainnya dirombak menjadi
karbon dioksida dan air. Organisme memperoleh energi dari hasil pengubahan
energi bebas di dalam makanan menjadi energi bebas yang tersimpan dalam bentuk
molekul adenosin trifosfat (ATP). Molekul ATP berfungsi sebagai sumber bagi
semua aktivitas organisme, antara lain sebagai berikut.
1.
Kerja
mekanis.
Pergerakan atau
lokomosi adalah salah satu cara hewan untuk melakukan kerja mekanis yang
terjadi akibat kontraksi sel otot.
2.
Transpor
aktif.
Energi
dibutuhkan pada transpor aktif ion atau molekul melawan gradien konsentrasi.
3.
Produksi
panas.
Energi merupakan
sumber panas bagi organisme. Mamalia dan burung sangat bergantung pada panas
yang dihasilkan oleh tubuhnya untuk menjaga suhu tubuh yang konstan. Pada
umumnya, produksi panas merupakan hasil samping dari proses perubahan energi
yang lain di dalam sel. Konsentrasi otot diluar kehendak (gemetar) digunakan
untuk mencegah penurunan suhu tubuh sampai di bawah normal.
4.
Anabolisme.
Molekul ATP
merupakan sumber energi yang digunakan untuk anabolisme di dalam sel, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Pada makhluk hidup, banyak reaksi kimia yang terjadi
secara simultan. Jika kita melihat reaksi kimia satu per satu, akan sulit
memahami aliran energi yang terjadi di dalam sel. Namun demikian, ada panduan
yang penting untuk memahami metabolisme sel, yaitu sebagai berikut.
1.
Semua
reaksi kimia yang terjadi di dalam sel melibatkan enzim.
2.
Reaksi
tersebut melibatkan perubahan senyawa dalm suatu serial atau lintasan. Lintasan
tersebut dapat berupa lintasan lurus (linear) atau melingkar (siklik).
Metabolisme dilakukan untuk memperoleh
energi, menyimpan energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan,
membentuk struktur sel, merombak struktur sel, memasukkan atau mengeluarkan
zat-zat, melakukan gerakan, dan menanggapi rangsangan.
Reaksi yang berlangsung di dalam tubuh
makhluk hidup terjadi secara optimal pada suhu 27℃
(pada suhu ruang) atau
pada suhu 37℃
. Pada suhu tersebut, proses oksidasi akan berjalan lambat. Agar
reaksi berjalan lebih cepat diperlukan katalisator. Katalisator adalah zat yang
dapat mempercepat reaksi, tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi.
Katalisator di dalam tubuh makhluk hidup disebut biokatalisator. Contoh biokatalisator adalah enzim dan beberapa molekul RNA yang disebut ribozim.
Enzim.
Suatu reaksi kimia dapat berlangsung,
meskipun tanpa enzim. Akan tetapi, reaksi tersebut berjalan sangat lambat. Di
dalam tubuh, berbagai reaksi kimia dapat berlangsung dengan cepat karena
sel-sel penyusun tubuh memiliki enzim. Enzim adalah katalis (biokatalisator)
yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim berperan sebagai
pemercepat reaksi metabolisme di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim tidak
ikut bereaksi.
1.
Sifat
Enzim.
Enzim
memiliki beberapa sifat (ciri-ciri), antara lain sebagai berikut.
a.
Enzim
bersifat sebagai biokatalisator.
b.
Enzim
bersifat spesifik / bekerja khusus.
c.
Enzim
bersifat termolabil.
d.
Enzim
tidak berubah karena reaksi.
e.
Enzim
tidak ikut bereaksi.
f.
Enzim
bersifat menurunkan energi aktivasi.
g.
Enzim
digunakan dalam jumlah sedikit dalam reaksi.
h.
Enzim
dapat bekerja secara bolak-balik (irreversible).
i.
Setiap
enzim memiliki nama tertentu yang bersifat khusus.
j.
Enzim
merupakan suatu protein.
k.
Enzim
dapat digunakan berulang kali.
l.
Enzim
dapat rusak oleh panas.
m.
Kerja
enzim dipengaruhi oleh lingkungan.
2.
Susunan
Kimia Enzim.
Susunan
kimia enzim (struktur kimia enzim) umumnya tersusun oleh dua bagian, antara
lain:
a.
Bagian
protein (Apoenzim), tersusun atas asam-asam amino. Bagian protein bersifat
labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman. Selain itu
bagian ini juga bersifat termolabil (tidak tahan panas).
b.
Bagian
yang bukan protein (Gugus Prostetik), yaitu gugusan yang aktif. Gugus prostetik
yang berasal dari molekul anorganik yang disebut kofaktor, misalnya besi, tembaga, zink. Sedangkan gugus prostetik
yang berasal dari senyawa organik kompleks disebut koenzim, misalnya NADH,
FADH, koenzim A, tiamin (vitamin B 1
), riboflavin (vitamin B 2
), asam pantotenat (vitamin B 5
), niasin (asam nikotinat), piridoksin (vitamin B 6
), biotin, asam folat, dan kobalamin (vitamin B 12
).
3.
Mekanisme
Kerja Enzim.
Enzim
memiliki bentuk tiga dimensi yang khas dan spesifik terhadap jenis reaktan yang
dapat berlangsung dengannya. Molekul yang terikat pada enzim disebut substrat. Ketika enzim terikat pada
molekul substrat kadang terbentuk molekul baru (molekul transisi) yang disebut kompleks enzim-substrat. Molekul
substrat yang khas dan gugus prostetik (jika ada) diikat pada sisi aktif enzim.
Molekul
selalu bergerak dan bertumbukan satu sama lain. Jka suatu molekul substrat
menumbuk molekul enzim yang tepat, substrat akan menempel pada enzim. Tempat
menempelnya molekul substrat pada enzim disebut sisi aktif. Kemudian terjadi
reaksi dan terbentuk molekul produk.
Pembentukan
kompleks enzim-substrat diketahui sejak tahun 1894 dari hasil postulat Emil Fischer (Jerman), yaitu suatu enzim
hanya membolehkan satu atau beberapa senyawa untuk berada di permukaannya
(spesifik). Substrat yang tidak sesuai bentuk dan ukurannya tidak dapat diikat
oleh sisi aktif. Postulat tersebut selanjutnya disebut hipotesis gembok dan kunci (Lock
and Key Theory) yang menyatakan bahwa enzim dan substratnya memiliki bentuk
yang komplementer.
Enzim
dan substrat bukan merupakan molekul yang kaku seperti gembok dan kunci.
Keduanya merupakan molekul yang bersifat lentur / fleksibel. Selain itu, enzim
dapat membengkok atau menekuk pada substrat yang sesuai. Hal ini disebut hipotesis kecocokan yang diinduksi (Induced
Fit Theory).
Hipotesia
kecocokan yang diinduksi diusulkan oleh Daniel
Koshland (1960-an). Pada awalnya, bentuk sisi aktif enzim tidak sesuai
dengan substrat, tetapi kemudian diinduksi agar sesuai ketika substrat diikat.
Sisi aktif kembali dalam bentuk semula setelah terjadi katalis atau pelepasan
produk.
Beberapa
molekul enzim berbeda yang diisolasi dari satu jaringan tampak melakukan
katalis reaksi kimia yang sama. Kelompok enzim seperti itu disebut isoenzim atau isozim. Conthnya, laktat dehidrogenase yang memiliki lima bentuk
berlainan.
Sejumlah
enzim memiliki bentuk inaktif, disebut zimogen
atau proenzim. Contohnya, pepsin,
tripsin, dan kimotripsin yang termasuk kelompok enzim pencernaan.
Pengaturan
jumlah produk yang dihasilkan dapat dilakukan melalui penghambatan kerja enzim.
Penghambatan tersebut dilakukan oleh produk akhir dengan mengikat enzim
sehingga menjadi enzim inaktif. Fenomena ini dinamakan inhibisi umpan balik.
4.
Faktor-faktor
yang Memengaruhi Kerja Enzim.
Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap kerja enzim, antara lain sebagai berikut.
a.
Suhu.
Enzim bekerja secara
optimal pada suhu 30℃-40℃
dan akan rusak pada suhu
tinggi serta tidak dapat berfungsi kembali karena menggumpal (denaturasi).
b.
pH.
Enzim bekerja optimal
pada pH netral. Pada kondisi asam atau basa, kerja enzim terhambat.
c.
Konsentrasi
enzim dan substrat.
Pada umumnya
konsentrasi enzim dan substrat berbanding lurus dengan kecepatan reaksi. Jadi,
semakin tinggi konsentrasi enzim dan substrat, maka semakin cepat reaksi kimia
berlangsung.
d.
Aktivator
(zat penggiat) dan inhibitor (zat penghambat).
Contoh aktivator: ion
kobalt, mangan, magnesium, klor, nikel, dan garam-garam dari logam alkali dan
alkali tanah dalam konsentrasi encer.
Contoh inhibitor:
yodium, asetat, fluorida, sianida, asida, dan karbon monoksida.
e.
Faktor
internal (Vitamin dan Hormon).
-
Vitamin,
contohnya adalah tiamin (vitamin B 1
), riboflavin (vitamin B 2
), asam pantotenat (vitamin B 5
), piridoksin (vitamin B 6
), dan kobalamin (vitamin B 12
).
-
Hormon.
f.
Logam
berat.
g.
Logam.
5.
Inhibitor.
a.
Inhibitor
reversibel.
Merupakan penghambat
yang tidak berikatan secara kuat dengan enzim sehingga dapat dibalikkan.
1)
Inhibitor
kompetitif.
Menghambat kerja enzim
dengan menempati sisi aktif enzim sehingga substrat tidak dapat masuk.
Inhibitor ini bersaing dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim.
Contoh: malonat dan oksalosuksinat yang bersaing dengan substrat suksinat untuk
berikatan dengan enzim suksinat dehidrogenase.
2)
Inhibitor
nonkompetitif.
Berupa senyawa kimia
yang tidak mirip dengan substrat dan berikatan pada sisi selain sisi aktif
enzim. Ikatan ini menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga sisi aktif enzim
tidak sesuai lagi dengan dengan substratnya. Contoh: antibiotik penisilin
menghambat kerja enzim penyusun dinding sel bakteri.
b.
Inhibitor
irreversibel.
Merupakan penghambat
yang berikatan dengan sisi aktif enzim secara kuat sehingga tidak dapat
terlepas. Enzim menjadi tidak aktif dan tidak dapat kembali seperti semula
(irreversibel). Contohnya adalah diisopropilfluorofosfat (DFP) yang menghambat
kerja enzim asetilkolinesterase.
6. Nomenklatur (Penamaan) dan Klasifikasi
Enzim.
Penamaan
enzim didasarkan pada substrat yang dipengaruhi dan reaksi kimia yang terjadi
ditambah dengan akhiran –ase. Misalnya,
enzim yang dapat menguraikan selulosa dinamakan selulose atau enzim yang berperan dalam reduksi oksidasi dinamakan oksidase. Penamaan enzim juga
berdasarkan penggabungan dari nama substrat dan jenis reaksi ditambah akhiran –ase, misalnya enzim laktat dehidrogenase.
Berdasarkan
peristiwa yang terjadi di dalam suatu reaksi, enzim digolongkan menjadi dua,
yaitu:
a.
Enzim
desmolase.
Merupakan enzim yang
dapat memecah ikatan C-
C atau C-
N. Contoh: enzim katalase, dehidrogenase, peroksidase, dan transaminase.
b.
Enzim
hidrolase.
Merupakan enzim yang
dengan adanya air atau dengan penambahan air dapat mengubah substrat menjadi
hasil akhir. Contoh: protease, lipase, dan karboksilase.
7.
Peranan
Enzim.
Peranan enzim, antara
lain:
a.
Oksidasi
adalah reaksi pelepasan molekul hidrogen, elektron, atau penambahan oksigen.
b.
Reduksi
adalah reaksi penambahan hidrogen, elektron, atau pelepasan oksigen.
c.
Hidrolisis
adalah reaksi penambahan H 2 O
pada suatu molekul dan
diikuti pemecahan molekul pada ikatan yang ditambah H 2 O
.
d.
Dekarboksilasi
adalah reaksi pelepasan CO 2
dan gugusan karboksil (- COOH
).
e.
Fosforilasi
adalah reaksi pelepasan fosfat.
f.
Dehidrasi
adalah reaksi pelepasan uap air (H 2 O
).
g.
Deaminase
adalah reaksi pelepasan gugus amino (NH 2
).
h.
Transferase
adalah reaksi pemindahan suatu radikal.
Enzim Katalase.
Enzim
dapat diisolasi dari sel hewan, sel manusia maupun sel tumbuhan. Salah satu
enzim yang terdapat baik di sel hewan, sel tumbuhan maupun sel manusia adalah
enzim katalase.
Enzim
katalase merupakan jenis enzim yang mampu memecah ikatan karbon dan ikatan
karbon-nitrogen, sehingga dinamai dengan enzim desmolase. Di dalam tanaman,
enzim katalase dihasilkan oleh organel peroksisom. Sehingga isolasi enzim
katalase di tanaman, banyak dilakukan dengan mengambil bagian batang dan daun,
khususnya pada sel-sel batang atau daun yang telah dewasa dan memiliki
peroksisom.
Adapun
di dalam tubuh manusia dan hewan, enzim katalase dapat diisolasi dari organ
hati (hepar). Enzim katalase mampu melakukan proses oksidasi terhadap
bahan-bahan yang dianggap toksik di dalam sel. Contoh senyawa yang sangat
berbahaya adalah Hidrogen Peroksida (H 2 O 2
).
Fungsi Enzim Katalase.
Hidrogen
peroksida merupakan salah satu zat sisa hasil sampingan dari metabolisme tubuh,
baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Apabila hidrogen peroksida tidak
diuraikan, maka akan terjadi kematian sel secara massal. Enzim katalase mampu
memecah ikatan hidrogen peroksida, menjadi dua zat yang tidak berbahaya, yaitu
hidrogen (H 2
)
dan air (H 2 O
).
Meskipun
demikian, karena enzim katalase mempunyai mayoritas bahan dasar berupa protein,
maka sifat-sifat protein juga masih melekat erat di dalam enzim katalase. Salah
satu sifat enzim adalah termolabil, atau rentan rusak jika suhu lingkungan
terlalu panas. Enzim akan mengalami denaturasi, sehingga tidak bisa melakukan
fungsinya.
Demikian
pula dengan enzim katalase, jika suhu lingkungan terlalu panas, maka enzim ini
tidak akan mampu bekerja optimal. Enzim katalase dapat bekerja pada rentan
keasaman (pH) yang sempit. Enzim katalase bekerja maksimum pada pH netral (pH =7
).
Ketika
kondisi keasaman bergeser menjadi sedikit asam (pH
< 7
)
ataupun sedikit basa (pH
> 7
),
maka kapasitas enzim katalase untuk menguraikan H 2 O 2
akan semakin berkurang. Malah menurut beberapa
literatur, pada pH tertentu enzim katalase akan sama sekali tidak mampu
bekerja.
Selain
pH, juga masih ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi kerja enzim
katalase. Faktor-faktor tersebut di antaranya suhu, konsentrasi (banyaknya)
substrat, konsentrasi (banyaknya) enzim, keberadaan aktivator (pemicu enzim
untuk bekerja lebih cepat) serta adanya inhibitor (penghambat kerja enzim).
B. Tujuan.
1. Mengamati dan membuktikan adanya kerja
enzim katalase pada beberapa bahan yang tersedia.
2. Mengamati faktor-faktor yang memengaruhi
kerja enzim katalase.
C.
Alat dan Bahan.
Alat :
1.
|
Lampu
spirtus.
|
2.
|
Rak
tabung reaksi.
|
3.
|
Gelas
kimia.
|
4.
|
Tabung
reaksi.
|
5.
|
Lidi.
|
6.
|
Korek
api.
|
7.
|
Pipet.
|
8.
|
Lumpang
porselin.
|
Bahan
:
1.
|
Hati ayam.
|
2.
|
Wortel.
|
3.
|
Daun.
|
4.
|
Asam klorida (HCl).
|
5.
|
Hidrogen peroksida (
|
D. Cara
Kerja.
Membuat terlebih dahulu ekstrak dari bahan yang
digunakan dengan cara sebagai berikut.
1. Memasukkan bahan ke dalam lumpang
porselin.
2. Haluskan bahan dengan menggunakan mortar
dan menambahkan air secukupnya.
3. Menyaring dengan menggunakan corng kaca
yang diberi kertas saring / kapas, dan menampung ekstrak pada tabung reaksi.
Kegiatan 1 : Ekstrak hati ayam + H 2 O 2
.
1.
Menyiapkan
1 tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.
Mengisi
tabung reaksi dengan ekstrak hati ayam setinggi 1 cm.
3.
Menyiapkan
lidi kering dan menyalakan lampu spirtus.
4.
Dengan
pipet, meneteskan 5 tetes H 2 O 2
ke dalam tabung reaksi
yang berisi ekstrak hati ayam, dan segera menutup mulut tabung reaksi dengan
ibu jari.
5.
Mengamati
banyaknya gelembung udara yang terbentuk.
6.
Menyiapkan
lidi membara, membuka ibu jari yang menutup tabung reaksi den segera memasukkan
lidi membara ke mulut tabung reaksi.
7.
Mengamati
apa yang terjadi dengan lidi membara tersebut.
8.
Mencatat
hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
9.
Mencuci
dan membersihkan kembali tabung reaksi yang telah digunakan.
Kegiatan 2 : Ekstrak hati ayam + HCl + H 2 O 2
.
1.
Menyiapkan
1 tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.
Mengisi
tabung reaksi dengan ekstrak hati ayam setinggi 1 cm dan menambahkan 5 tetes
HCL, kemudian mengocoknya.
3.
Menyiapkan
lidi kering dan menyalakan lampu spirtus.
4.
Dengan
pipet, meneteskan 5 tetes H 2 O 2
ke dalam tabung reaksi
yang berisi ekstrak hati ayam, dan segera menutup mulut tabung reaksi dengan
ibu jari.
5.
Mengamati
banyaknya gelembung udara yang terbentuk.
6.
Menyiapkan
lidi membara, membuka ibu jari yang menutup tabung reaksi den segera memasukkan
lidi membara ke mulut tabung reaksi.
7.
Mengamati
apa yang terjadi dengan lidi membara tersebut.
8.
Mencatat
hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
9.
Mencuci
dan membersihkan kembali tabung reaksi yang telah digunakan.
Kegiatan 3 : Ekstrak hati ayam dipanaskan + H 2 O 2
.
1.
Menyiapkan
1 tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.
Mengisi
tabung reaksi dengan ekstrak hati ayam setinggi 1 cm kemudian dipanaskan sampai
mendidih.
3.
Menyiapkan
lidi kering dan menyalakan lampu spirtus.
4.
Dengan
pipet, meneteskan 5 tetes H 2 O 2
ke dalam tabung reaksi
yang berisi ekstrak hati ayam, dan segera menutup mulut tabung reaksi dengan ibu
jari.
5.
Mengamati
banyaknya gelembung udara yang terbentuk.
6.
Menyiapkan
lidi membara, membuka ibu jari yang menutup tabung reaksi den segera memasukkan
lidi membara ke mulut tabung reaksi.
7.
Mengamati
apa yang terjadi dengan lidi membara tersebut.
8.
Mencatat
hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
9.
Mencuci
dan membersihkan kembali tabung reaksi yang telah digunakan.
Kegiatan 4 : Ekstrak wortel + H 2 O 2
.
1.
Menyiapkan
1 tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.
Mengisi
tabung reaksi dengan ekstrak wortel setinggi 1 cm.
3.
Menyiapkan
lidi kering dan menyalakan lampu spirtus.
4.
Dengan
pipet, meneteskan 5 tetes H 2 O 2
ke dalam tabung reaksi
yang berisi ekstrak wortel, dan segera menutup mulut tabung reaksi dengan ibu
jari.
5.
Mengamati
banyaknya gelembung udara yang terbentuk.
6.
Menyiapkan
lidi membara, membuka ibu jari yang menutup tabung reaksi den segera memasukkan
lidi membara ke mulut tabung reaksi.
7.
Mengamati
apa yang terjadi dengan lidi membara tersebut.
8.
Mencatat
hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
9.
Mencuci
dan membersihkan kembali tabung reaksi yang telah digunakan.
Kegiatan 5 : Ekstrak wortel + HCl + H 2 O 2
.
1.
Menyiapkan
1 tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.
Mengisi
tabung reaksi dengan ekstrak wortel setinggi 1 cm dan menambahkan 5 tetes HCL,
kemudian mengocoknya.
3.
Menyiapkan
lidi kering dan menyalakan lampu spirtus.
4.
Dengan
pipet, meneteskan 5 tetes H 2 O 2
ke dalam tabung reaksi
yang berisi ekstrak wortel, dan segera menutup mulut tabung reaksi dengan ibu
jari.
5.
Mengamati
banyaknya gelembung udara yang terbentuk.
6.
Menyiapkan
lidi membara, membuka ibu jari yang menutup tabung reaksi den segera memasukkan
lidi membara ke mulut tabung reaksi.
7.
Mengamati
apa yang terjadi dengan lidi membara tersebut.
8.
Mencatat
hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
9.
Mencuci
dan membersihkan kembali tabung reaksi yang telah digunakan.
Kegiatan 6 : Ekstrak wortel dipanaskan + H 2 O 2
.
1.
Menyiapkan
1 tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.
Mengisi
tabung reaksi dengan ekstrak wortel setinggi 1 cm kemudian dipanaskan sampai
mendidih.
3.
Menyiapkan
lidi kering dan menyalakan lampu spirtus.
4.
Dengan
pipet, meneteskan 5 tetes H 2 O 2
ke dalam tabung reaksi
yang berisi ekstrak wortel, dan segera menutup mulut tabung reaksi dengan ibu
jari.
5.
Mengamati
banyaknya gelembung udara yang terbentuk.
6.
Menyiapkan
lidi membara, membuka ibu jari yang menutup tabung reaksi den segera memasukkan
lidi membara ke mulut tabung reaksi.
7.
Mengamati
apa yang terjadi dengan lidi membara tersebut.
8.
Mencatat
hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
9.
Mencuci
dan membersihkan kembali tabung reaksi yang telah digunakan.
Kegiatan 7 : Ekstrak daun + H 2 O 2
.
1.
Menyiapkan
1 tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.
Mengisi
tabung reaksi dengan ekstrak daun setinggi 1 cm.
3.
Menyiapkan
lidi kering dan menyalakan lampu spirtus.
4.
Dengan
pipet, meneteskan 5 tetes H 2 O 2
ke dalam tabung reaksi
yang berisi ekstrak daun, dan segera menutup mulut tabung reaksi dengan ibu
jari.
5.
Mengamati
banyaknya gelembung udara yang terbentuk.
6.
Menyiapkan
lidi membara, membuka ibu jari yang menutup tabung reaksi den segera memasukkan
lidi membara ke mulut tabung reaksi.
7.
Mengamati
apa yang terjadi dengan lidi membara tersebut.
8.
Mencatat
hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
9.
Mencuci
dan membersihkan kembali tabung reaksi yang telah digunakan.
E. Hasil
Pengamatan.
No.
|
Perlakuan
|
Gelembung
Gas
|
Bara
Api
|
1.
|
Ekstrak hati ayam +
|
+++
|
Menyala
|
2.
|
Ekstrak hati ayam + HCl +
|
+
|
Padam
|
3.
|
Ekstrak hati ayam dipanaskan +
|
+
|
Padam
|
4.
|
Ekstrak wortel +
|
+++
|
Menyala
|
5.
|
Ekstrak wortel + HCl +
|
+
|
Padam
|
6.
|
Ekstrak wortel dipanaskan +
|
+
|
Padam
|
7.
|
Ekstrak daun +
|
+++
|
Menyala
|
Keterangan
+++ =
banyak gelembung gas.
++ =
cukup banyak (sedang) gelembung gas.
+ =
sedikit gelembung gas.
No.
|
Perlakuan
|
pH
|
1.
|
Ekstrak hati ayam
|
6
|
2.
|
Ekstrak hati ayam + HCl
|
1
|
3.
|
Ekstrak wortel
|
7
|
4.
|
Ekstrak wortel + HCl
|
1
|
5.
|
Ekstrak daun
|
7
|
F. Pembahasan.
Berdasarkan hasil pengamatan.
1. Ekstrak hati ayam + H 2 O 2
.
Pada perlakuan ini yang
terjadi adalah munculnya gelembung gas dalam jumlah banyak, yang berarti
menghasilkan banyak gas H 2 O
. Pada saat dimasukkan kedalamnya lidi membara, lidi tersebut
menyala yang berarti menghasilkan banyak gas O 2
.
2. Ekstrak hati ayam + HCl + H 2 O 2
.
Pada perlakuan ini yang
terjadi adalah munculnya gelembung gas dalam jumlah sedikit, yang berarti
menghasilkan sedikit gas H 2 O
. Pada saat dimasukkan kedalamnya lidi membara, lidi tersebut
padam yang berarti tidak menghasilkan gas O 2
.
3. Ekstrak hati ayam dipanaskan + H 2 O 2
.
Pada perlakuan ini yang
terjadi adalah munculnya gelembung gas dalam jumlah sedikit, yang berarti
menghasilkan sedikit gas H 2 O
. Pada saat dimasukkan kedalamnya lidi membara, lidi tersebut
padam yang berarti tidak menghasilkan gas O 2
.
4. Ekstrak wortel + H 2 O 2
.
Pada perlakuan ini yang
terjadi adalah munculnya gelembung gas dalam jumlah banyak, yang berarti
menghasilkan banyak gas H 2 O
. Pada saat dimasukkan kedalamnya lidi membara, lidi tersebut
menyala yang berarti menghasilkan banyak gas O 2
.
5. Ekstrak wortel + HCl + H 2 O 2
.
Pada perlakuan ini yang
terjadi adalah munculnya gelembung gas dalam jumlah sedikit, yang berarti
menghasilkan sedikit gas H 2 O
. Pada saat dimasukkan kedalamnya lidi membara, lidi tersebut
padam yang berarti tidak menghasilkan gas O 2
.
6. Ekstrak wortel dipanaskan + H 2 O 2
.
Pada perlakuan ini yang
terjadi adalah munculnya gelembung gas dalam jumlah sedikit, yang berarti
menghasilkan sedikit gas H 2 O
. Pada saat dimasukkan kedalamnya lidi membara, lidi tersebut
menyala yang berarti tidak menghasilkan gas O 2
.
7. Ekstrak daun + H 2 O 2
.
Pada perlakuan ini yang
terjadi adalah munculnya gelembung gas dalam jumlah banyak, yang berarti
menghasilkan banyak gas H 2 O
. Pada saat dimasukkan kedalamnya lidi membara, lidi tersebut
menyala yang berarti menghasilkan banyak gas O 2
.
Menjawab
pertanyaan.
1.
Pada
perlakuan manakah pembentukan gelembung gas paling banyak? Mengapa hal tersebut
terjadi?
Jawab:
Perlakuan yang
menghasilkan (membentuk) gelembung gas paling banyak terjadi pada perlakuan
penambahan H 2 O 2
ke ekstrak (tanpa
penambahan HCl dan tanpa pemanasan). Karena penguraian H 2 O 2
oleh enzim katalase pada
perlakuan tersebut menghasilkan banyak gas H 2 O
, sehingga terbentuk banyak gelembung gas.
2.
Gas
apakah yang terbentuk dari reaksi tersebut? Jelaskan berdasarkan hasil
pengamatan!
Jawab:
Berdasarkan
pengamatan, gas yang terbentuk dari penguraian H 2 O 2
oleh enzim katalase
adalah H 2 O
dan O 2
.
3.
Apakah
peranan enzim katalase?
Jawab:
Peranan atau
fungsi dari enzim katalase adalah mengubah atau menguraikan H 2 O 2
menjadi H 2 O
dan O 2
.
4.
Faktor
apakah yang memengaruhi kerja enzim katalase berdasarkan data hasil pengamatan?
Jawab:
Berdasarkan
pengamatan, faktor yang memengaruhi kerja enzim katalase adalah suhu dan pH.
5.
Dalam
tubuh organisme dihasilkan peroksida. Dari manakah asalnya? Dan apa yang
terjadi bila dalam sel tersebut tidak ada enzim katalase?
Jawab:
Peroksida dalam
tubuh organisme dihasilkan di organel sel tepatnya di peroksisom. Di organel
sel tersebut (peroksisom) juda dihasilkan enzim katalase. Apabila di dalam
peroksisom tidak ada enzim katalase, maka tubuh (sel) organisme akan terinfeksi
racun karena H 2 O 2
bersifat toksis di dalam
tubuh organisme.
G. Simpulan.
Dari hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan:
1. Pada hati ayam, wortel, dan daun
terbukti adanya kerja enzim katalase yang ditandai dengan munculnya gelembung
gas (karena H 2 O
) dan menyalanya bara api (karena O 2
).
2. Faktor-faktor yang memengaruhi kerja
enzim katalase adalah suhu dan pH.
H. Daftar
Pustaka.
·
Syamsuri, Istamar,
dkk.2007.Biologi Untuk SMA Kelas XII.Jakarta:Erlangga.
·
Sudjadi, Bagod dan Siti
Laila.2006.Biologi Sains Dalam Kehidupan.
Surabaya: Yudhistira.
·
Kirana, Candra dan
Idayu Ria Pramudyanti.2006.Kreatif
Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII Semester Gasal.Klaten:Viva Pakarindo.
·
Internet.
Kutoarjo, 18 Agustus 2011.
Pembimbing, Praktikan,
Drs. Ediyono. Muhammad
Irfan N. A.
NIP. NIS.
7091
Tidak ada komentar:
Posting Komentar